Strukturparagraf adalah susunan paragraf yang saling berkesinambungan. Simak 3 struktur paragraf yang harus dikuasai beserta tips penulisan yang efektif berikut ini. Namun, ada juga jenis paragraf lain yang berguna untuk mengembangkan inti cerita itu tadi, serta paragraf penegas yang mendukung inti topik. Jadi, untuk membuat artikel yang Teknikterbaik melatih ketrampilan menulis esai adalah dengan membuat list pertanyaan, kemudian menjawab satu persatu pertanyaan tersebut. Dengan cara ini kita belajar menyusun argumentasi menjadi lebih fokus. Saat menjawab pertanyaan yang sudah dibuat itu kita bisa memanfaatkan pengetahuan dan opini kita sendiri untuk memecahkan persoalan. Mengulangkata kunci dalam paragraf adalah teknik penting untuk mencapai kohesi. Tentu saja, pengulangan yang ceroboh atau berlebihan itu membosankan — dan menjadi sumber kekacauan . Tetapi digunakan dengan terampil dan selektif, seperti dalam paragraf di bawah ini, teknik ini dapat menahan kalimat bersama dan memfokuskan perhatian pembaca TrafoStep Up: merupakan trafo yang memiliki fungsi untuk menaikkan tegangan dari tegangan primer menjadi tegangan sekunder.Trafo step up memiliki ciri V p < V s; N p < N s; dan I P > I s. Trafo Step down: merupakan trafo yang memiliki fungsi untuk menurunkan tegangan dari tegangan primer menjadi tegangan sekunder. MAKALAHPARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGANNYA Makalah Ini di Ajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Disusun oleh anggota kelompok : Putri Wulandani NPM 1434020005 Fakultas Manajemen Afa Dilla Adeliya NPM 1635070019 Fakultas Hubungan Int. Amir Machmud NPM 1533007007 Fakultas Hukum Hengky Tedja Widjaya NPM 1433007004 Fakultas Hukum Blogpribadi adalah salah satu trend yang hadir seiring dengan berkembangnya teknologi. Blog pribadi adalah jurnal online yang berfungsi sama dengan buku harian. Baca: Cara Membuat Blog Gratis. Secara berkala kita berlatih menulis melalui blog pribadi. Mulanya hanya beberapa paragraf dan kemampuan ini bisa kita tingkatkan secara berkala setiap P652. Aller anfang ist schwierig. Pepatah Jerman ini ada benarnya. Memulai sesuatu itu ternyata memang sulit. Sama halnya saat kamu sedang menyusun paragraf pertama sebuah artikel. Pertimbangan mengenai diksi yang tepat dan susunan kalimat yang memikat akan banyak menguras konsentrasi dan jika paragraf pertama itu dituntut untuk dapat mengundang penasaran atau setidaknya memikat perhatian pembaca. Tentu makin banyak usaha yang harus dikerahkan untuk saat kamu sudah mengetahui sejumlah teknik memulai paragraf awal, upaya untuk menyusun tulisan tidaklah terlalu memakan waktu. Malah tulisan yang akan dihasilkan akan lebih berwarna. Apa saja teknik memulai paragraf awal itu? Berikut ini Menyatakan definisiUnsplash/Waldemar BrandtTeknik ini paling banyak digunakan untuk tulisan dengan topik seputar istilah asing atau informasi yang relatif baru. Alih-alih memulai paragraf pertama dengan uraian yang bersifat umum, kamu bisa langsung menyatakan definisi untuk mengawalinya. Supaya tidak monoton, uraian definisi bisa disampaikan lewat parafrasa atau dengan bahasamu Mengemukakan pertanyaan Unsplash/Jules BssKamu juga bisa memulai paragraf awal dengan menyampaikan satu atau beberapa pertanyaan seputar topik bahasan. Tujuannya agar pembaca merasa penasaran dan mau terus membaca artikelmu sampai tuntas. Pada beberapa tulisan, pertanyaan retorik yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban juga sering disampaikan di paragraf Menyuguhkan kutipanUnsplash/Nick FewingsSebuah kutipan dari orang bijak atau tokoh besar bisa membantu kamu menemukan alternatif untuk memulai paragraf pertama. Seringkali kutipan itu bisa menopang gagasan yang ditawarkan dalam tulisan atau sekadar menunjukkan idemu juga sesuai dengan ucapan orang bijak atau tokoh besar. Teknik ini bisa digunakan untuk topik seputar sejarah atau profil tokoh. Baca Juga 5 Mindset yang Harus Ditanamkan Saat Artikelmu Masuk Revisi Editor 4. Menyampaikan fakta umumUnsplash/Micheile HendersonKebingungan memulai paragraf awal kadang bisa terselesaikan dengan menuliskan fakta umum seputar topik bahasan. Kamu bisa mengadaptasi teknik deduksi atau menyampaikan gagasan umum terlebih dulu untuk kemudian masuk ke topik khusus yang akan kamu bahas. Paragraf pertama untuk tulisan dengan tema KPop, misalnya, bisa diawali dengan kalimat pembuka mengenai fenomena Korean Menunjukkan fakta yang frekuentatifUnsplash/Markus SpiskeCara lain mengemukakan fakta untuk menyusun paragraf pertama bisa dilakukan dengan menyampaikan fakta frekuentatif seperti selalu, kadang, dan sering. Teknik ini sering dijumpai pada artikel bertema life atau perilaku hidup manusia. Ketimbang pusing memikirkan data penelitian mengenai gaya hidup manusia, fakta frekuentatif bisa menjadi alternatif untuk membuat paragraf Menyusun ringkasanUnsplash/My Life Journal Teknik ini paling banyak dijumpai dalam artikel berita. Ringkasan peristiwa sering dijadikan lead atau paragraf pembuka artikel berita dengan jenis hardnews. Selain berfungsi sebagai pembuka tulisan, teknik ini juga bisa menjadi ikhtisar peristiwa yang akan dibahas lebih lanjut di bagian isi artikel Menunjuk langsungUnsplash/John SchnobrichTeknik ini sering disandingkan dengan kata kamu, kita, tentu, dan pasti. Cara menunjuk langsung seperti ini bertujuan untuk meyakinkan sekaligus melibatkan pembaca ke dalam topik bahasan. Teknik ini banyak digunakan dalam tulisan seputar tips atau kiat dan petunjuk Menyajikan dialogUnsplash/ OfficialPada beberapa tulisan, dialog atau percakapan singkat bisa digunakan sebagai paragraf pembuka. Tentu saja ada pelbagai pertimbangan untuk menerapkannya. Kebanyakan, teknik ini dipakai jika pesan yang muncul dari dialog itu terasa kuat atau menjadi simpul dari isi bahasan pada Mengungkapkan deskripsiUnsplash/Chris BarbalisTeknik ini akan berjalan efektif jika kamu pandai memilih diksi dan bermain dengan kata sifat yang tepat. Alih-alih menjelaskan definisi sebuah masakan atau makanan, kamu bisa mengungkapkan deskripsi aroma, bentuk, dan rasanya secara singkat. Jika berhasil mengolah kata dengan baik, kamu akan menarik minat pembaca untuk meneruskan Menyuguhkan teaserUnsplash/Elijah O'DonnellKamu bisa memancing rasa penasaran pembaca dengan menggoda mereka dengan sesuatu yang kontras atau menyusun parodi di paragraf pembuka. Teknik menyatakan sesuatu yang kontras mungkin bisa diterapkan dalam tulisan mengenai pelbagai hal unik yang ada di sekitar kamu. Adapun parodi atau gaya penulisan yang menimbulkan kejenakaan sekaligus cemooh bisa dipakai dalam tulisan opini yang Menyampaikan narasi berceritaUnsplash/Nong VangTulisan berupa resensi film atau ulasan perjalanan bisa menggunakan teknik ini untuk membuat paragraf pertama. Dengan mencuplik penggalan cerita film atau petikan pengalaman perjalanan, kamu bisa memancing rasa penasaran pembaca akan tulisanmu. Sajian narasi atau cerita singkat juga bisa dihasilkan dari proses parafrasa atau mengungkapkan ulang cerita dengan bahasamu Menerapkan teknik kombinasiUnsplash/Morgan PetroskiTentu saja ada beberapa tulisan yang membuka paragraf pertamanya dengan memuat lebih dari satu teknik. Kombinasi teknik ini terbentuk baik secara sadar maupun tidak sadar. Seringkali pernyataan fakta umum digabungkan dengan teknik menunjuk langsung. Selama kamu rasa itu bisa membuat artikelmu makin menarik, teknik kombinasi sah-sah saja untuk teknik membuat paragraf pembuka yang bisa kamu pakai agar artikelmu makin variatif. Jangan lupa mencobanya ya, teman-teman! Baca Juga Awal Menulis, 7 Alasan Ini Sering Jadi Penyebab Artikelmu Direject IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Syarat-syarat Pembentukan dan Pengembangan Paragraf 1. Kesatuan Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok. 2. Kepaduan Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan. KATA ATAU FRASE TRANSISI yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut 1. Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya. 2. Hubungan yang menyatakan perbandingan. 3. Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya. 4. Hubungan yang menyatakan akibat/hasil. 5. Hubungan yang menyatakan tujuan. 6. Hubungan yang menyatakan singkatan. 7. Hubungan yang menyatakan tempat. 3. Kelengkapan Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah kelengkapan. Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama Letak KALIMAT TOPIK dalam Sebuah Paragraf Sebuah paragraf dibangun dari beberapa kalimat yang saling menunjang dan hanya mengandung satu gagasan pokok saja. Gagasan pokok itu dituangkan ke dalam kalimat topik / kalimat pokok. Kalimat topik/kalimat pokok dalam sebuah paragraf dapat diletakkan, di akhir di awal, di awal dan akhir, atau dalam seluruh paragraf itu. Pengembangan Paragraf Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat kerangka paragraf dahulu sebelum menulis paragraf itu. Dan kerangka paragraf itu terdiri dari gagasan pokok dan gagasan penunjang. Pola Pengembangan Paragraf adalah bentuk pengembangan kalimat utama ke dalam kalimat-kalimat penjelas. Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni 1. Kemampuan merinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan penjelas. 2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas kedalam gagasan-gagasan penjelas. Adapun POLA PENGEMBANGAN paragraf itu sendiri antara lain sebagai berikut – Pola Umum-Khusus Diawali dengan pernyataan yang sifatnya umum. Ditandai dengan kata-kata umumnya’, banyak’. Pernyataan tersebut kemudian dijelaskan dengan pernyataan berikutnya yang lebih khusus. – Pola Khusus-Umum Merupakan kebalikan dari pola deduktif. – Pola Perbandingan Pola yang membandingkan sesuatu untuk menemukan perbedaan atau persamaan. – Pola Analogi bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki suatu kesamaan atau kemiripan, biasanya dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata kiasan yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan. – Pola Sebab Akibat Pengembangan paragraf dengan cara Sebab – Akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang sering digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena – Pola Proses Merupakan suatu urutan dari tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan suatu peristiwa. – Pola Sudut Pandang Merupakan tempat pengarang melihat atau menceritakan suatu hal. Sudut pandang diartikan sebagai penglihatan seseorang atas suatu barang. – Pola Generalisasi Adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau pweristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili. – Pola Generalisasi Pola ini merupakan penggunaan cara pengelompokkan hal-hal yang sama untuk memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis mengelompokkan suatu hal berdasarkan persamaannya, Kemudian diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil dan detail. Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan biasanya dapat memberikan sebuah simpulan yang tepat. – Pola Interatif Paragraf interatif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian paragraf di antara awal dan akhir paragraf – Pola Generalisasi Pola ini merupakan penggunaan cara pengelompokkan hal-hal yang sama untuk memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis mengelompokkan suatu hal berdasarkan persamaannya, Kemudian diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil dan detail. Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan biasanya dapat memberikan sebuah simpulan yang tepat. Daftar isiPengembangan Paragraf Berdasarkan Tekniknya1. Pengembangan Paragraf Secara Alamiah2. Pengembangan Paragraf Klimaks dan Antiklimaks3. Pengembangan Paragraf Umum ke Khusus dan Khusus ke UmumPengembangan Paragraf Berdasarkan Isinya1. Pengemabngan Paragraf Perbandingan dan pertentangan2. Pengembangan Paragraf Secara Analogi3. Pengembangan Paragraf dengan Contoh-contoh4. Pengembangan Paragraf dengan Sebab-Akibat5. Pengembangan Paragraf dengan Penambahan Definisi6. Pengembangan Paragraf KlasifikasiTeknik pengembangan paragraf adalah suatu cara atau metode mengembangkan kalimat utama atau ide pokok menjadi sebuah paragraf dengan menambahkan kalimat-kalimat penjelas yang sebuah paragraf bisa dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan tekniknya dan berdasarkan isinya. Berikut merupakan penjelasan rinci mengenai teknik pengembangan paragrafPengembangan Paragraf Berdasarkan Tekniknya1. Pengembangan Paragraf Secara AlamiahPengembangan paragraf secara alamiah yakni metode pengembangan paragraf dengan mengembangkan pokok pikiran secara kronologis urutan waktu maupun urutan waktu, yakni dengan menggambarkan urutan kejadian berdasarkan waktu, baik dimulai dari awal hingga ke akhir maupun ruang, yakni dengan menggambarkan peragraf berdasarkan ruang atau tempat kejadian, baik dimulai dari tempat dekat ke jauh ataupun Pengembangan Paragraf Klimaks dan AntiklimaksPengembangan paragraf ini adalah didasarkan pada tingkat kedudukan suatu tema atau gagasan. Paragraf klimaks adalah paragraf yang dikembangkan dari gagasan atau tema kurang penting dan berangsunr-angsur menuju tema atau gagasan yang dianggap tinggi dan penting. Sedangkan paragraf antiklimaks dimulai dari gagasan penting yang kemudian dijabarkan dengan gagasan-gagasan Pengembangan Paragraf Umum ke Khusus dan Khusus ke UmumPola pengembangan paragraf jenis ini adalah yang paling banyak digunakan. Pola pengembangannya adalah didasarkan pada letak gagasan utama dalam sebuah umum ke khusus atau deduksi/deduktif adalah jenis paragraf yang dikembangkan dari gagasan umum yang setelahnya diikuti dengan gagasan-gagasan penjelas. Pada paragraf jenis ini, letak kalimat utama adalah berada pada awal paragrafSementara itu, paragraf umum ke khusus atau induksi/induktif adalah jenis paragraf yang dikembangkan dari gagasan-gagasan penjelas yang kemudian mengerucut di akhir berupa gagasan umum. Letak kalimat utama pada paragraf jenis ini adalah di akhir Paragraf Berdasarkan Isinya1. Pengemabngan Paragraf Perbandingan dan pertentanganPengembangan paragraf dengan perbandingan dan pertentangan merupakan teknik pengembangan paragraf dengan cara membandingkan satu hal dengan hal lain yang menjadi objek pembahasan dalam sebuah paragraf. Perbandingan tersebut bisa berupa kesamaan-kesamaannya komparatif, maupun perbedaan-perbedaannya kontrastif2. Pengembangan Paragraf Secara AnalogiPengembangan paragraf secara analogi dilakukan dengan cara membandingkan dua atau lebih objek yang dianggap memiliki kemiripan atau kesamaan untuk kemudian diambil Pengembangan Paragraf dengan Contoh-contohPengembangan paragraf ini dilakukan dengan memaparkan sebuah ide pokok melalui contoh-contoh konkrit yang bisa memperjelas ide pokok Pengembangan Paragraf dengan Sebab-AkibatPola pengembangan paragraf sebab-akibat adalah dengan memposisikan gagasan utama sebagai sebab dan kemudian dipaparkan akibat-akibat dari sebab tersebut melalui gagasan-gagasan penjelas. Atau sebaliknya, dengan memposisikan gagasan utama sebagai akibat dan kemudian diikuti pemaparan mengenai sebab-sebab yang menimbulkan akibat Pengembangan Paragraf dengan Penambahan DefinisiPola pengembangan paragraf definisi adalah dengan memaparkan arti atau makna dari suatu hal. Paragraf jenis ini biasanya berupa kalimat definisi yang bercirikan adanya kata ialah, adalah, yaitu, dan semisalnya6. Pengembangan Paragraf KlasifikasiParagraf klasifikasi merupakan sebuah paragraf yang dikembangkan dengan mengelompokkan objek-objek yang memiliki kesamaan sifat, dari kelompok yang umum menjadi kelompok-kelompok yang lebih khusus. Ciri dari pengembangan paragraf jenis ini adalah adanya frasa terbagi menjadi, dikelompokkan ke dalam, dan semisalnya. Unduh PDF Unduh PDF Paragraf adalah bagian kecil karya tulis yang terdiri dari beberapa biasanya 3–8 kalimat.[1] Semua kalimat ini berkaitan dengan tema atau ide umum. Paragraf itu sendiri ada beberapa jenis. Ada paragraf yang memuat klaim argumentatif, dan ada paragraf yang menceritakan kisah fiksi. Apa pun jenis paragraf yang Anda tulis, Anda bisa mulai dengan mengatur ide, mempertimbangkan pembaca, dan membuat rencana cermat. 1 Kenali struktur paragraf argumentatif. Kebanyakan paragraf argumentatif memiliki struktur yang jelas, khususnya paragraf dalam konteks akademis. Tiap paragraf mendukung tesis keseluruhan atau klaim argumentatif dalam karya tulis, dan menyajikan informasi baru yang dapat meyakinkan pembaca bahwa posisi Anda benar. Komponen-komponen yang membentuk paragraf adalah sebagai berikut Kalimat topik. Kalimat topik menjelaskan isi paragraf kepada pembaca. Biasanya, kalimat ini menyatukan argumen yang lebih besar dan menjelaskan alasan paragraf itu dimasukkan dalam esai. Kadang, kalimat topik terdiri dari 2 atau bahkan 3 kalimat walaupun biasanya hanya satu kalimat.[2] Bukti. Kebanyakan paragraf pembahasan dalam makalah argumentatif memuat semacam bukti yang mendukung bahwa posisi penulisnya benar. Bukti ini dapat berupa banyak hal, seperti kutipan, survei, atau bahkan pengamatan sendiri.[3] Paragraf merupakan tempat penyajian bukti tersebut dalam cara yang meyakinkan.[4] Analisis. Paragraf yang bagus tidak hanya menyajikan bukti, tetapi juga menjelaskan alasan yang membuat bukti tersebut berharga, apa yang membuat bukti itu lebih baik dari bukti lain, dan maknanya. Di sinilah analisis diperlukan. Kesimpulan dan transisi. Setelah analisis, paragraf yang bagus akan ditutup dengan penjelasan yang menyatakan signifikansi paragraf tersebut, bagaimana kesesuaiannya dengan tesis esai, dan sebagai titik awal paragraf berikutnya.[5] 2Baca ulang pernyataan tesis. Jika Anda menulis esai argumentatif, tiap paragraf harus makin menjelaskan klaim keseluruhan. Sebelum Anda menulis paragraf argumentatif, tetapkan pernyataan tesis lebih dahulu. Pernyataan tesis adalah deskripsi 1–3 kalimat tentang apa yang Anda uraikan dan alasan yang membuat opini Anda penting. Apakah Anda berpendapat bahwa semua orang Indonesia harus menggunakan bola lampu hemat energi di rumah? Atau, apakah Anda berpendapat bahwa semua orang semestinya bebas memilih produk yang ingin dibeli? Sebelum mulai menulis, pastikan argumen Anda sudah jelas.[6] 3Tulis bukti dan analisis terlebih dahulu. Kadang, lebih mudah memulai penulisan di tengah paragraf argumentatif daripada di awal paragraf. Jika Anda sulit memulai paragraf dari awal, cobalah berfokus pada bagian paragraf yang paling mudah ditulis, yaitu bukti dan analisis. Setelah menyelesaikan komponen yang lebih jelas, Anda bisa melanjutkan ke kalimat topik. 4Buat daftar bukti yang mendukung pernyataan tesis. Apa pun argumen yang coba disampaikan, Anda harus menggunakan bukti untuk meyakinkan pembaca bahwa Anda benar. Bukti bisa berupa banyak hal, seperti dokumentasi sejarah, kutipan dari pakar, hasil studi ilmiah, survei,atau pengamatan Anda sendiri.[7] Sebelum memulai paragraf, tulis semua bukti yang menurut Anda akan mendukung klaim.[8] 5 Pilih 1–3 bukti terkait untuk dimasukkan dalam paragraf. Tiap paragraf harus menyatu dan bisa berdiri sendiri. Artinya, Anda tidak boleh memasukkan terlalu banyak bukti yang harus dianalisis. Sebaliknya, tiap paragraf harus memuat 1–3 bukti saja. Periksa semua bukti yang sudah dikumpulkan. Apakah ada yang tampaknya berkaitan? Itu adalah indikasi bahwa bukti-bukti tersebut bisa disatukan dalam paragraf yang sama.[9] Beberapa indikasi bukti yang dapat dikaitkan adalah Jika memiliki tema atau ide yang sama Jika memiliki sumber yang sama seperti dokumen atau studi yang sama Jika penulisnya sama Jika tipe bukti tersebut sama seperti dua survei dengan hasil yang sama 6 Tulis bukti dengan teknik 5W + 1H. Teknik 5W + 1H dalam penulisan adalah mempertanyakan Who Siapa, What Apa, When Kapan, Where Di Mana, Why Mengapa, dan How Bagaimana. Ini adalah informasi latar belakang yang sangat penting dan dibutuhkan oleh pembaca untuk memahami poin uraian Anda.[10] Ketika menulis bukti, pertimbangkan pembaca. Jelaskan apa bukti Anda, bagaimana dan mengapa bukti itu dikumpulkan, dan apa maknanya. Beberapa hal khusus yang perlu diingat adalah Anda harus mendefinisikan istilah penting atau jargon yang mungkin tidak familier bagi pembaca What. Anda harus menyediakan tanggal dan lokasi penting, jika relevan seperti di mana dokumen bersejarah ditandatangani When, Where. Anda harus menjelaskan bagaimana bukti didapatkan. Misalnya, jelaskan metode studi ilmiah yang memberikan bukti How. Anda harus menjelaskan siapa yang menyediakan bukti. Apakah ada kutipan dari pakar? Mengapa orang tersebut dianggap memiliki pengetahuan tentang topik Anda? Who. Anda harus menjelaskan alasan bukti ini penting atau patut diperhatikan Why. 7 Tulis 2–3 kalimat yang menganalisis bukti. Setelah menyajikan bukti penting dan terkait, Anda harus menjelaskan bagaimana kontribusi bukti tersebut pada argumen yang lebih besar. Bagian ini memerlukan analisis. Anda tidak bisa menyediakan bukti saja, lalu melanjutkan dengan pembahasan lain. Jelaskan alasan yang membuat bukti itu penting. Beberapa pertanyaan yang bisa Anda pikirkan ketika menganalisis bukti adalah Apa yang mengaitkan bukti ini? Bagaimana bukti ini membuktikan tesis saya? Apakah ada pernyataan kontra atau penjelasan alternatif yang harus saya perhatikan? Apa yang membuat bukti ini menonjol? Apakah ada yang spesial atau menarik dari bukti ini? 8 Tulis kalimat topik. Kalimat topik adalah petunjuk yang akan digunakan pembaca untuk mengikuti argumen Anda. Pendahuluan memuat pernyataan tesis, dan tiap paragraf harus dibangun berdasarkan tesis ini, dengan cara menyediakan bukti. Ketika pembaca mencermati makalah Anda, mereka akan melihat bagaimana kontribusi tiap paragraf pada tesis.[11] Ingat bahwa tesis adalah argumen yang lebih besar, dan kalimat topik membantu membuktikan tesis dengan berfokus pada topik atau ide yang lebih kecil. Kalimat topik ini menyatakan klaim atau argumen, kemudian dipertahankan atau diperkuat dalam kalimat berikutnya. Tentukan ide utama paragraf dan tulis tesis mini yang menyatakan ide utama ini. Sebagai contoh, pernyataan tesisnya adalah "Doraemon merupakan karakter komik paling penting di Indonesia", maka esai Anda dapat memuat kalimat topik berikut "Tingginya rating yang didapatkan seri Doraemon setiap minggunya selama puluhan tahun membuktikan pengaruh karakter ini". "Sebagian orang berpendapat bahwa pahlawan super seperti Superman lebih penting daripada Doraemon. Akan tetapi, studi menunjukkan bahwa sebagian besar orang Indonesia lebih mengenal Doraemon yang lucu dan selalu siap membantu daripada Superman yang tampan dan kuat". "Pakar media menyatakan bahwa slogan, tampilan khas, dan kebijaksanaan Doraemon sebagai alasan tokoh ini begitu dicintai oleh anak-anak maupun orang dewasa". 9 Pastikan kalimat topik mendukung paragraf lain. Setelah menulis kalimat topik, baca lagi bukti dan analisis Anda. Pikirkan apakah kalimat topik tersebut mendukung ide dan detail paragraf. Apakah semua cocok? Apakah ada ide yang tidak pada tempatnya? Jika ya, pikirkan cara mengubah kalimat topik ini agar dapat mencakup semua ide dalam paragraf. Jika ada banyak ide, mungkin Anda perlu memecah paragraf menjadi dua paragraf terpisah. Pastikan kalimat topik bukan hanya penyataan ulang tesis itu sendiri. Tiap paragraf harus memiliki kalimat topik yang berbeda dan unik. Jika Anda hanya menyatakan ulang "Doraemon adalah karakter penting" di awal tiap paragraf pembahasan, Anda harus mempersempit kalimat topik dengan lebih menyeluruh.[12] 10Simpulkan paragraf. Tidak seperti esai lengkap, tiap paragraf tidak perlu diakhiri dengan kesimpulan penuh. Akan tetapi, supaya efektif, sebaiknya khususkan satu kalimat untuk menyatukan ide dan menekankan kontribusi paragraf pada tesis. Lakukan dengan ringkas dan padat. Tulis satu kalimat akhir yang mendukung argumen sebelum melanjutkan ke ide berikutnya. Contoh kata dan frasa yang bisa digunakan untuk menyimpulkan kalimat adalah "Oleh karena itu", "Pada akhirnya", "Seperti yang sudah dijelaskan", dan "Jadi". 11 Awali paragraf baru ketika Anda melanjutkan dengan ide baru. Anda harus memulai paragraf baru ketika melanjutkan ke poin atau ide baru. Paragraf baru mengisyaratkan kepada pembaca bahwa ada perpindahan.[13] Beberapa petunjuk untuk memulai paragraf baru adalah sebagai berikut Saat mulai mendiskusikan tema atau topik berbeda Saat mulai membahas ide berlawanan atau argumen kontra Saat membahas berbagai jenis bukti Saat membahas periode waktu, generasi, atau orang yang berbeda Saat paragraf yang sedang dikerjakan jadi terlalu panjang. Jika ada terlalu banyak kalimat dalam paragraf, mungkin itu karena ada banyak ide di dalamnya. Anda bisa membagi paragraf jadi dua, atau mengedit tulisan sehingga lebih mudah dibaca. Iklan 1 Tulis pendahuluan yang menarik perhatian pembaca. Awali makalah atau esai dengan kalimat menarik yang membuat orang ingin membaca keseluruhan isi karya tulis Anda. Ada banyak cara yang bisa dipilih. Anda bisa menggunakan humor, kejutan, atau kata-kata cerdas. Periksa lagi catatan riset Anda untuk melihat apakah ada frasa cerdas, statistik mengejutkan, atau anekdot menarik yang bisa digunakan. Berikut contohnya[14] Anekdot "Waktu masih kecil, Samuel Clemens melihat kapal uap di Sungai Mississippi dan bermimpi menjadi kapten kapal sungai."[15] Statistik "Wanita hanya menyutradarai 7% film Hollywood besar selama tahun 2014."[16] Kutipan "'Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya,'" kata Kartini dalam surat-suratnya.[17] Pertanyaan yang memprovokasi pikiran "Bagaimanakah Jaminan Kesehatan Sosial dalam 50 tahun ke depan?" 2 Hindari pernyataan universal. Mungkin Anda tergoda untuk menggunakan frasa umum sebagai penarik perhatian. Akan tetapi, pendahuluan akan lebih efektif jika sesuai topik. Tahan dorongan untuk mengawali esai dengan kalimat yang diawali dengan frasa seperti ini "Pada zaman dahulu..." "Sejak awal sejarah umat manusia..." "Semua orang pasti tahu..." "Setiap manusia di bumi ini..." 3 Uraikan topik esai. Setelah kata-kata pendahuluan, Anda harus menulis beberapa kalimat untuk mengorientasikan pembaca pada isi esai. Apakah esai Anda menguraikan argumen tentang Jaminan Kesehatan Sosial? Atau, riwayat Kartini? Beri pembaca penjelasan singkat tentang lingkup, maksud, dan tujuan keseluruhan esai. Jika memungkinkan, hindari frasa seperti "Dalam makalah ini, saya akan menguraikan bahwa Jaminan Kesehatan Sosial tidak efektif" atau "Makalah ini berfokus pada ketidakefektifan Jaminan Kesehatan Sosial". Sebaliknya, nyatakan poin dengan jelas, seperti "Jaminan Kesehatan Sosial adalah sistem yang tidak efektif".[18] 4 Tulis kalimat yang jelas dan ringkas. Apabila ingin menarik perhatian pembaca, Anda membutuhkan kalimat yang jelas dan mudah diikuti. Awal makalah bukanlah tempat untuk menulis kalimat panjang dan berbelit yang sulit dipahami pembaca. Gunakan kata-kata umum bukan jargon, kalimat pernyataan singkat, dan logika yang mudah diikuti untuk memandu bagian pendahuluan.[19] Bacalah paragraf dengan bersuara untuk merasakan apakah kalimat Anda jelas dan mudah dipahami. Jika Anda harus sering mengambil napas ketika membaca, atau sulit mengikuti rangkaian ide, berarti kalimat tersebut perlu dipersingkat. 5 Akhiri paragraf pendahuluan esai argumentatif dengan pernyataan tesis. Pernyataan tesis adalah deskripsi argumen keseluruhan sepanjang 1–3 kalimat. Pernyataan tesis merupakan bagian paling penting dalam makalah argumentatif. Akan tetapi, biasanya tesis akan mengalami perubahan dalam proses penulisan. Ingat bahwa pernyataan tesis harus Argumentatif. Anda tidak bisa hanya menyatakan sesuatu yang sudah diketahui umum atau fakta dasar. "Bebek adalah jenis burung" bukanlah pernyataan tesis. Meyakinkan. Tesis harus didasarkan pada bukti dan analisis cermat.[20] Jangan menulis tesis yang acak, sangat tidak konvensional, atau tidak bisa dibuktikan. Ikuti arah yang diberikan oleh bukti. Sesuai dengan tugas. Ikuti semua parameter dan panduan dalam tugas yang diberikan. Bisa diuraikan dalam batas ruang yang disediakan. Buat tesis dengan lingkup kecil dan terfokus. Dengan demikian, Anda mungkin dapat membuktikan poin dalam ruang yang diberikan. Jangan membuat pernyataan tesis yang terlalu luas "Saya menemukan alasan baru terjadinya Perang Dunia II" atau terlalu sempit "Saya akan membuktikan bahwa tentara kidal memasang jaket dengan cara berbeda dari tentara yang tidak kidal".[21] Iklan 1 Kaitkan kesimpulan dengan pendahuluan. Bawa pembaca kembali ke pendahuluan dengan mengawali kesimpulan berupa pengingat tentang bagaimana makalah dimulai. Strategi ini berfungsi sebagai bingkai yang melingkupi makalah. Misalnya, jika Anda memulai makalah dengan kutipan dari Kartini, Anda bisa memulai kesimpulan dengan, "Walaupun Kartini bicara 100 tahun yang lalu, pernyataannya tetap relevan hingga sekarang." 2 Buat poin final. Anda bisa menggunakan paragraf final untuk menyediakan ringkasan terakhir pembahasan dalam makalah. Gunakan kesempatan ini untuk mengajukan pertanyaan final atau menyerukan aksi. Misalnya, Anda bisa menulis, "Apakah rokok elektrik benar-benar berbeda dari rokok biasa? 3 Ringkas makalah Anda. Jika sudah menulis makalah yang panjang dan kompleks, Anda bisa memilih untuk menggunakan kesimpulan sebagai rekap. Jadi, Anda bisa mengulangi poin paling penting untuk pembaca. Ini juga membantu pembaca memahami keselarasan makalah.[22] Anda bisa mulai dengan menulis, "Singkatnya, kebijakan budaya Uni Eropa mendukung perdagangan global dalam tiga cara." 4Pertimbangkan studi lain yang bisa dilakukan. Kesimpulan adalah kesempatan yang bagus untuk berimajinasi dan memikirkan gambaran yang lebih besar. Apakah esai Anda membuka ruang baru untuk studi lain? Apakah Anda mengajukan pertanyaan besar untuk dijawab orang lain? Pikirkan ramifikasi esai yang lebih besar dan tegaskan dalam kesimpulan. Iklan 1Tentukan 5W + 1H dalam cerita Anda. Seperti yang telah disebutkan di atas, 5W + 1H terdiri dari Who, What, When, Where, Why, dan How.[23] Jika Anda menulis cerita fiktif dan kreatif, pertanyaan ini sudah harus terjawab sebelum mulai menulis. Tidak semua "W" dan "H" harus dijawab dalam tiap paragraf. Akan tetapi, jangan mulai menulis kecuali Anda punya ide yang sudah bulat tentang tokoh, apa yang mereka lakukan, kapan dan di mana mereka melakukannya, dan mengapa tindakan mereka itu penting. 2 Mulai paragraf baru ketika Anda berganti "W" atau "H". Paragraf tulisan kreatif lebih fleksibel daripada paragraf dalam esai akademis dan argumentatif. Namun, aturannya adalah, Anda harus memulai paragraf baru setiap kali ada pergantian besar dalam "W".[24] Misalnya, jika Anda berpindah dari satu tempat ke tempat lain, mulailah dengan paragraf baru. Ketika menggambarkan tokoh berbeda, mulai paragraf baru. Ketika menceritakan kilas balik, mulai paragraf baru. Dengan demikian, pembaca akan paham.[25] Ganti paragraf ketika tokoh lain yang berbicara dalam dialog. Jika Anda memasukkan dialog dua tokoh dalam satu paragraf, pembaca akan bingung.[26] 3 Gunakan paragraf dengan panjang bervariasi. Karya tulis akademis biasanya berisi paragraf yang ukurannya kira-kira sama. Dalam tulisan kreatif, paragraf bisa saja hanya satu kata atau ratusan kata. Pikirkan efek yang ingin Anda ciptakan, yang membantu Anda menentukan panjang paragrafnya.[27] Panjang paragraf yang bervariasi dapat membuat tulisan tampak menarik bagi pembaca.[28] Paragraf panjang dapat membantu menciptakan deskripsi yang mendalam dan bernuansa tentang tokoh, tempat, atau objek. Paragraf pendek dapat membantu menciptakan humor, kejutan, atau aksi dan dialog seru. 4 Pertimbangkan tujuan paragraf. Tidak seperti paragraf argumentatif, paragraf kreatif tidak untuk menjelaskan tesis. Akan tetapi, tujuannya tetap ada. Jangan sampai ada satu paragraf yang tidak ada artinya atau membingungkan. Pikirkan apa yang ingin Anda jelaskan kepada pembaca. Berikut contoh tujuan paragraf cerita fiksi[29] Menyediakan informasi latar belakang Mengembangkan plot cerita Menunjukkan kaitan satu tokoh dengan tokoh lainnya Menggambarkan latar cerita Menjelaskan motivasi tokoh Memancing reaksi emosional dari pembaca, seperti rasa takut, tawa, kesedihan, atau sentimen. 5 Gunakan latihan pramenulis untuk mendapatkan ide. Kadang, Anda harus membuat rencana sebelum bisa menulis kalimat yang efektif. Latihan pramenulis sangat bagus untuk mengenal cerita yang ingin Anda ciptakan. Latihan ini juga membantu Anda melihat cerita dari sudut dan perspektif baru. Beberapa latihan yang membantu menimbulkan inspirasi adalah Menulis surat dari satu tokoh kepada tokoh lain Menulis beberapa halaman jurnal dari sudut pandang tokoh Membaca tentang waktu dan tempat yang digunakan sebagai latar cerita. Detail sejarah apa yang paling menarik bagi Anda? Menulis kerangka plot supaya fokus Berlatih "menulis bebas", yaitu menulis apa pun yang bisa Anda pikirkan selama 15 menit. Anda bisa mengaturnya nanti. Iklan 1Hubungkan paragraf baru dengan paragraf sebelumnya. Tiap paragraf harus memiliki tujuan tertentu. Mulailah tiap paragraf dengan kalimat topik yang dilanjutkan dari ide sebelumnya.[30] 2 Isyaratkan perubahan waktu atau urutan. Apabila paragraf membentuk urutan seperti membahas tiga alasan perang, mulailah masing-masing paragraf dengan kata atau frasa yang memberi tahu pembaca tentang urutannya.[31] Misalnya, Anda menulis "Pertama…". Paragraf berikutnya adalah "Kedua...”. Paragraf ketiga bisa dimulai dengan "Ketiga... " atau "Terakhir... ". Kata lain untuk menunjukkan urutan adalah "Pada akhirnya", "Kemudian", "Awalnya", "Sejak awal", "Yang kedua", atau "Sebagai pungkasan". 3 Pakailah kata transisi untuk membandingkan atau mengontraskan paragraf. Gunakan paragraf untuk membandingkan atau mengontraskan dua ide. Kata atau frasa yang memulai kalimat topik akan memberi petunjuk kepada pembaca bahwa mereka harus mengingat paragraf sebelumnya ketika membaca paragraf berikutnya. Dengan demikian, mereka akan memahami perbandingan Anda.[32] [33] Misalnya, gunakan frasa seperti "Sebagai perbandingan" atau "Demikian pula" untuk mebandingkan. Gunakan frasa seperti "Meskipun demikian", "Akan tetapi", "Namun", atau "Sebaliknya" untuk menunjukkan bahwa paragraf tersebut akan menentang ide paragraf sebelumnya. 4 Gunakan frasa transisi untuk mengindikasikan bahwa selanjutnya ada contoh. Jika Anda sudah membahas fenomena tertentu dalam paragraf sebelumnya, berikan contoh nyata dalam paragraf selanjutnya. Contoh konkret ini akan menekankan fenomena umum yang sudah dibahas tadi. Gunakan frasa seperti "Misalnya", "Sebagai contoh", "Akibatnya", atau "Secara lebih spesifik". Anda juga bisa menggunakan transisi tipe contoh ketika memberi penekanan khusus pada contoh. Dalam hal ini, gunakan kata transisi seperti "Khususnya" atau "Terutama". Misalnya, Anda bisa menulis, "Yang paling utama, dalam surat-suratnya, Kartini adalah kritikus lantang dalam menentang sistem patriarki di zaman itu" 5 Deskripsikan sikap yang harus diasosiasikan pembaca. Ketika Anda menggambarkan kejadian atau fenomena, berikan petunjuk yang menjelaskan bagaimana fenomena ini harus diterima. Gunakan kata-kata jelas dan deskriptif untuk memandu pembaca dan mendorong pembaca untuk melihat semuanya dari sudut pandang Anda.[34] Kata-kata seperti "Untungnya", "Anehnya", dan "Sayangnya" bisa digunakan di sini. 6Tunjukkan sebab dan akibat. Hubungan antara satu paragraf dan paragraf lain mungkin berupa peristiwa di paragraf pertama menyebabkan sesuatu di paragraf kedua. Sebab dan akibat ini diindikasikan dengan kata transisi seperti "Dengan demikian", "Sebagai akibatnya", "Oleh sebab itu", "Oleh karena itu", atau "Karena alasan itulah".[35] 7 Ikuti frasa transisi dengan koma. Gunakan tanda baca yang benar dengan menggunakan koma setelah frasa. Kebanyakan frasa transisi seperti "Terakhir", "Pada akhirnya", dan "Secara khusus" adalah kata keterangan konjungtif.[36] Frasa ini harus dipisahkan dari kalimat lain dengan koma.[37] Misalnya, "Kartini, yang paling utama, merupakan kritikus lantang..." "Pada akhirnya, kita bisa melihat..." "Terakhir, saksi ahli menyatakan..." Iklan 1Jangan panik. Kebanyakan orang pernah mengalami kebuntuan. Rileks saja dan ambil napas dalam. Ada beberapa tip dan trik mudah yang bisa membantu Anda mengatasi kecemasan. 2Tulis dengan bebas selama 15 menit. Jika Anda terhenti, ganti kerja otak selama 15 menit. Caranya, tulis saja apa pun yang menurut Anda penting dalam topik. Apa yang paling Anda pedulikan? Apa yang harus dipedulikan orang lain? Ingatlah apa yang bagi Anda menarik dan seru dalam paragraf tersebut. Menulis bebas selama beberapa menit akan melancarkan inspirasi walaupun hasilnya belum tentu dimasukkan dalam draf akhir.[38] 3Lanjutkan dengan bagian lain. Anda tidak harus menulis cerita, makalah, atau paragraf dari urutan awal hingga akhir. Jika ada masalah dalam menulis pendahuluan, tulislah paragraf pembahasan yang paling menarik. Anda mungkin akan lebih mudah mengerjakannya, dan bisa jadi mendapatkan ide untuk mengolah bagian yang lebih sulit.[39] 4Ucapkan ide Anda secara verbal. Jika terbentur dengan kalimat atau konsep rumit, cobalah menguraikan secara verbal, bukan melalui kertas. Bicarakan konsep tersebut dengan pasangan atau teman. Bagaimana Anda menjelaskannya lewat telepon? Tuliskan begitu Anda menemukan cara yang nyaman untuk membicarakannya.[40] 5Katakan kepada diri sendiri bahwa draf pertama memang belum sempurna. Draf pertama tidak pernah sempurna. Anda selalu bisa memperbaiki kekurangan atau kalimat canggung dalam draf berikutnya. Untuk sekarang, fokus saja untuk menuangkan ide ke atas kertas, dan lakukan revisi pada tahap berikutnya.[41] 6Cobalah jalan-jalan. Otak kadang membutuhkan istirahat agar bisa berfungsi pada level tinggi. Jika Anda mengalami kesulitan dengan satu paragraf selama lebih dari satu jam, cobalah jalan-jalan 20 menit, dan kerjakan lagi setelahnya. Anda mungkin akan menulis dengan lebih mudah setelah beristirahat.[42] Iklan Buat format paragraf dengan indent. Gunakan tombol tab pada kibor, atau masukkan sekitar 1,5 cm jika menulis dengan tangan. Ini merupakan petunjuk visual bagi pembaca bahwa Anda memulai paragraf baru. Pastikan semua paragraf menyatu oleh rangkaian ide yang saling berkaitan. Jika Anda harus menjelaskan terlalu banyak konsep, istilah, atau tokoh, bagilah tulisan menjadi beberapa paragraf. Sediakan banyak waktu untuk revisi. Draf pertama paragraf mungkin tidak sempurna. Pertama-tama, tuangkan ide ke atas kertas, lalu perbaiki kemudian. Iklan Peringatan Jangan pernah melakukan plagiarisme. Kutip sumber dengan hati-hati untuk riset, dan jangan pernah menjiplak ide orang lain. Plagiarisme adalah pelanggaran kekayaan intelektual serius dan dapat menyebabkan konsekuensi berat. Iklan Referensi Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda? Unduh PDF Unduh PDF Berlatih menulis paragraf sangatlah penting bagi Anda yang ingin menulis dengan benar. Paragraf membantu memecah teks panjang sehingga isinya lebih mudah dicerna oleh pembaca. Kehadiran paragraf membimbing pembaca menyelami argumen Anda dengan memfokuskan perhatian pada satu gagasan utama dan tujuan.[1] Namun, cara menulis paragraf yang terstruktur baik terkadang memang sedikit rumit. Baca panduan di bawah ini dan pelajari cara meningkatkan kemampuan Anda menulis paragraf, dari baik menjadi istimewa! 1 Tentukan topik utama paragraf tersebut. Sebelum menulis paragraf, Anda harus menyiapkan rencana gamblang tentang hasil akhir paragraf tersebut. Paragraf pada intinya merupakan sekumpulan kalimat yang seluruhnya saling terhubung oleh satu topik utama.[2] Tanpa topik utama yang jelas, paragraf pun kehilangan fokus serta kesatuan. Untuk menetapkan topik paragraf, Anda harus mengajukan sejumlah pertanyaan berikut kepada diri sendiri Apa yang memicu saya menulis paragraf ini? Jika Anda menulis paragraf sebagai tanggapan atau jawaban atas suatu hal tertentu yang menjadi pemicu, seperti misalnya "Anda telah memutuskan untuk menyumbangkan uang pada kegiatan amal. Kegiatan amal mana yang Anda pilih dan kenapa?" atau "Deskripsikan hari favorit Anda," Anda perlu memikirkan dengan saksama hal yang menjadi pemicu tersebut dan memastikan bahwa pembahasan Anda tepat sasaran, bukan malah melebar ke luar topik. Apa gagasan utama atau permasalahan yang harus saya bahas? Pikirkan topik yang harus atau hendak Anda tulis, kemudian pertimbangkan gagasan-gagasan atau pokok-pokok permasalahan mana yang paling relevan untuk topik tersebut. Berhubung paragraf biasanya relatif pendek, penting bagi Anda untuk mencoba menyentuh semua gagasan utama, tanpa keluar jalur. Untuk siapa saya menulis? Pikirkan siapa target pembaca paragraf atau karya tulis ini. Apa yang telah mereka ketahui sebelumnya? Apakah mereka tak lagi asing dengan topik yang akan dibicarakan, ataukah masih membutuhkan sejumlah kalimat penjelasan? Jika paragraf-paragraf tersebut nantinya akan terjalin ke dalam sebuah esai, menyiapkan garis besar esai akan membantu Anda menentukan gagasan utama atau tujuan masing-masing paragraf. 2 Catat semua informasi dan ide yang berhubungan dengan topik tersebut. Begitu memperoleh gambaran tentang apa yang ingin disampaikan dalam paragraf, Anda dapat mulai menyusun pemikiran tadi dengan menuliskannya pada buku catatan atau program pengolah kata di komputer. Tak perlu menuliskannya dalam kalimat lengkap. Catat saja beberapa kata serta frasa kunci. Begitu melihat semuanya tertuang di kertas, Anda akan tahu poin mana yang perlu disertakan dalam paragraf dan poin mana yang bisa diabaikan. Sampai sini, Anda mungkin menyadari bahwa pengetahuan Anda belum memadai. Selain itu, Anda juga akan membutuhkan fakta dan angka sebagai pendukung argumen. Inilah waktu yang tepat untuk melakukan riset. Dengan demikian, Anda akan memasuki tahap penulisan berbekal pelbagai informasi yang relevan. 3 Pikirkan struktur paragraf Anda. Setelah semua pemikiran, gagasan, fakta, dan angka terpampang jelas di depan mata, Anda bisa mulai memikirkan bagaimana menyusun struktur paragraf tersebut. Pertimbangkan setiap pokok permasalahan yang ingin Anda bahas dan cobalah menyusunnya dalam urutan yang logis—paragraf Anda pun menjadi lebih terpadu dan lebih mudah dibaca.[3] Anda bisa mengurutkannya secara kronologis, menempatkan informasi terpenting di bagian awal, atau sekadar membuat paragraf lebih mudah dan lebih menarik untuk dibaca—semuanya tergantung topik dan gaya penulisan paragraf yang Anda inginkan .[3] Begitu memutuskan arah tulisan tersebut, Anda dapat mulai menulis ulang pokok-pokok bahasan yang ingin dibicarakan, sesuai struktur baru tersebut—ini akan membantu proses penulisan agar menjadi jauh lebih cepat dan lebih lugas. Iklan 1 Tulis kalimat topik. Kalimat pertama paragraf harus berupa topik yang akan dibicarakan. Kalimat topik merupakan baris perkenalan yang menjelaskan gagasan utama atau tesis paragraf tersebut. Kalimat itu harus mencakup pokok bahasan terpenting dan paling relevan berkenaan dengan topik Anda, dan dengan demikian meringkas keseluruhan isi paragraf.[2] Kalimat-kalimat berikutnya harus mendukung kalimat topik tersebut dan memberikan detail serta membicarakan lebih lanjut permasalahan atau gagasan yang hendak dibahas. Jika ada kalimat yang tak dapat dihubungkan secara langsung dengan kalimat topik tersebut, tak perlu menyertakannya di dalam paragraf. Para penulis yang lebih berpengalaman mampu menyelipkan kalimat topik di bagian mana pun dari paragraf, tak selalu pada baris pertama. Namun, bagi para penulis baru atau penulis yang belum terlalu lancar menulis paragraf, sebaiknya tetap mencantumkan kalimat topik pada baris pertama, mengingat kalimat itu akan memandu Anda sepanjang sisa penulisan paragraf itu.[2] Hindari membuat kalimat topik yang terlalu luas atau justru terlalu sempit. Kalimat topik yang terlalu luas akan mempersulit pembahasan ide secara memadai di dalam paragraf. Sementara itu, jika terlalu sempit, Anda akan kekurangan materi pembahasan.[4] 2 Tambahkan detail-detail pendukung. Seusai menuliskan kalimat topik sesuai keinginan, Anda dapat mulai melengkapi isi paragraf itu. Di sinilah Anda akan memetik manfaat dari catatan yang telah Anda siapkan sebelumnya. Pastikan paragraf Anda koheren, yang artinya mudah dibaca dan dimengerti, selain juga masing-masing kalimat mengalir lancar dan saling berkesinambungan. Untuk itu, usahakan menulis kalimat-kalimat sederhana dan jelas, yang mengekspresikan secara tepat apa yang ingin Anda sampaikan.[3] Hubungkan setiap kalimat dengan kata transisi yang menjembatani satu kalimat dengan kalimat berikutnya. Kata transisi membantu Anda membandingkan dan menunjukkan perbedaan, memperlihatkan hubungan sebab-akibat, menyoroti gagasan-gagasan penting, dan membuat perpindahan dari satu gagasan ke gagasan berikutnya berjalan lebih mulus. Kata transisi mencakup "selanjutnya", "pada hakikatnya" dan "sebagai tambahan". Anda juga dapat menggunakan kata transisi kronologis, seperti "pertama-tama", "kedua" dan "ketiga".[3] Kalimat-kalimat pendukung merupakan bagian utama penunjang paragraf. Oleh karena itu, sebaiknya Anda memasukkan sebanyak mungkin bukti untuk mendukung kalimat topik. Anda dapat menggunakan fakta-fakta, angka, statistik, maupun contoh, atau malah cerita, anekdot serta kutipan-kutipan, tergantung topik yang Anda pilih. Silakan memanfaatnya selama masih relevan.[2] Mengenai panjang paragraf, tiga sampai lima kalimat biasanya cukup untuk meliput pokok bahasan utama dan mendukung kalimat topik Anda. Namun, jumlah kalimat tersebut bisa sangat bervariasi, tergantung topik dan panjang karya tulis yang sedang Anda susun. Tak ada ketentuan pasti mengenai berapa panjang ideal sebuah paragraf. Panjang paragraf sudah barang tentu harus mampu meliput gagasan utama.[3] [5] 3 Tulis kalimat penutup. Kalimat penutup paragraf harus menyatukan semua kalimat dan menekankan kembali poin utama kalimat topik Anda meskipun dalam kata-kata yang berbeda. Kalimat penutup yang baik menekankan kembali gagasan yang dijabarkan dalam kalimat topik. Namun, gagasan tersebut sekarang telah sepenuhnya memiliki bobot, berkat bukti atau argumen-argumen yang terkandung dalam kalimat-kalimat pendukung di baliknya. Setelah membaca kalimat penutup, pembaca seharusnya tak lagi memiliki keraguan mengenai akurasi atau relevansi paragraf tersebut sebagai satu keseluruhan. Jangan sekadar mengulang kalimat topik. Kalimat penutup paragraf pada dasarnya harus menyampaikan pembahasan sebelumnya sekaligus mengingatkan pembaca tentang relevansinya.[6] Sebagai contoh, perhatikan satu paragraf yang membahas topik "Kenapa Kanada sangat nyaman untuk ditinggali?" Kalimat penutupnya bisa berupa sesuatu yang berbunyi "Dari semua bukti di atas, seperti penyediaan layanan kesehatan yang sangat baik di Kanada, sistem pendidikan yang berkualitas tinggi, serta kota-kotanya yang bersih dan aman, kita dapat menyimpulkan bahwa Kanada memang tempat bermukim yang luar biasa." 4 Ketahui kapan harus pindah ke paragraf baru. Kadang, sulit untuk mengatakan kapan kita harus mengakhiri sebuah paragraf dan memulai yang baru. Untungnya, ada sejumlah pedoman yang dapat Anda ikuti sehingga mudah saja memutuskan kapan beralih ke paragraf baru. Pedoman paling dasar yang harus diikuti adalah setiap kali Anda mulai membicarakan satu gagasan baru, Anda harus pindah ke paragraf baru. Paragraf tak boleh memiliki lebih dari satu gagasan utama. Jika suatu gagasan memiliki beberapa poin atau sisi, tiap aspek gagasan tersebut harus dibahas dalam paragraf terpisah.[2] [7] Paragraf baru juga digunakan setiap kali Anda membandingkan dua poin atau menampilkan masing-masing sisi dari suatu argumen. Misalnya, jika topik Anda adalah "apakah pegawai negeri sipil sebaiknya menerima gaji yang lebih rendah?", satu paragraf akan membahas argumen yang mendukung gaji yang lebih rendah bagi para PNS, sementara paragraf lain akan menyampaikan argumen yang menentangnya.[2] Paragraf membuat suatu karya tulis lebih mudah dimengerti dan memberi pembaca "jeda" di sela-sela gagasan baru yang mengemuka. Jeda tersebut memungkinkan mereka mencerna apa yang baru saja mereka baca. Jika merasa bahwa paragraf yang sedang Anda tulis menjadi terlalu rumit, atau mengandung sejumlah poin yang rumit, mungkin Anda perlu mempertimbangkan untuk memecahnya menjadi beberapa paragraf yang berdiri sendiri.[2] Saat menyusun karya tulis, pembuka dan penutup harus selalu disampaikan dalam paragraf tersendiri. Paragraf pembuka menjabarkan tujuan karya tulis dan apa yang ingin dicapainya, sekaligus memberikan paparan singkat mengenai gagasan serta pokok-pokok persoalan yang akan dibahas berikutnya. Paragraf penutup memberikan ringkasan atas informasi dan argumen-argumen yang terkandung dalam karya tulis, serta menyatakan dengan jelas apa yang telah ditunjukkan dan/atau dibuktikan oleh karya tulis tersebut. Paragraf penutup juga boleh memperkenalkan ide baru, yang membuka pikiran pembaca terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diangkat oleh karya tulis itu.[2] Dalam penulisan karya fiksi, Anda perlu membuat paragraf baru setiap menuliskan dialog untuk menunjukkan adanya pergantian pembicara.[8] Iklan 1 Periksa ejaan dan tata bahasa dalam paragraf Anda. Begitu selesai menulis, penting untuk membaca ulang paragraf Anda dua atau tiga kali untuk memeriksa apakah ada kata-kata yang salah eja atau ditulis dengan tata bahasa yang kurang baik. Kesalahan eja dan tata bahasa yang buruk dapat memengaruhi persepsi atas kualitas paragraf Anda secara signifikan, meskipun gagasan serta argumen-argumen yang terkandung di dalamnya berkualitas tinggi. Kesalahan-kesalahan kecil sering kali luput dari perhatian di tengah keasyikan proses menulis. Oleh karena itu, jangan lewatkan langkah ini sekalipun Anda sedang terburu-buru. Pastikan setiap kalimat memiliki subjek dan semua kata benda yang harus menggunakan huruf kapital ditulis dengan benar. Juga pastikan bahwa semua subjek dan kata kerja saling sesuai dengan imbuhan yang tepat, dan Anda menggunakan bentuk kata kerja yang tepat di seluruh isi paragraf. Gunakan kamus untuk memastikan kembali penulisan kata-kata di dalam paragraf jika Anda masih meragukan pengejaannya. Jangan langsung menganggap benar kata-kata tersebut. Anda juga dapat menggunakan kamus tesaurus untuk menemukan sinonim kata jika merasa terlalu banyak menggunakan satu istilah. Akan tetapi, gunakan kamus untuk memeriksa kata-kata yang Anda petik dari tesaurus untuk memastikan Anda tahu arti sesungguhnya. Tesaurus mengelompokkan kata secara lentur, dan artinya belum tentu sama persis. Contohnya, tesaurus mencantumkan "aman", "baik", "bernasib baik", dan beruntung" sebagai sinonim "bahagia", padahal masing-masing kata tersebut memiliki konotasi atau arti berbeda yang akan mengubah rasa bahasa dan bahkan arti kalimat jika Anda kurang hati-hati. Periksa paragraf Anda untuk penggunaan tanda baca yang tepat. Pastikan Anda menggunakan tanda baca seperti koma, titik dua, titik koma dan elipsis dalam konteks yang tepat. 2 Periksa koherensi dan gaya penulisan paragraf Anda. Selain ketepatan masalah teknis tulisan, Anda juga harus berusaha menulis dengan jelas disertai gaya yang mengalir. Anda dapat menyelang-nyeling panjang dan format kalimat menggunakan kata-kata transisi dan kosakata yang beragam.[2] Sudut pandang tulisan Anda harus tetap konsisten sepanjang paragraf, dan tentu saja, sepanjang karya tulis. Misalnya, jika menulis dalam sudut pandang orang pertama contoh, "Saya berkeyakinan bahwa...", Anda sebaiknya tak mengubahnya menjadi penulisan bentuk pasif "diyakini bahwa..." di tengah jalan. Namun, Anda juga harus mencoba menghindari membuka setiap kalimat dengan "Menurut saya..." atau "Saya berpendapat bahwa...". Usahakan untuk memvariasikan format kalimat-kalimat Anda. Lewat cara ini, paragraf jadi lebih menarik bagi pembaca dan membuat alur penulisannya mengalir lebih alami. Bagi penulis pemula, lebih baik tetap menggunakan kalimat-kalimat pendek dan tidak berbelit-belit, yang mengekspresikan maksud Anda dengan jelas. Kalimat panjang berputar-putar akan segera kehilangan koherensinya dan rentan terhadap kesalahan tata bahasa. Oleh karena itu, hindari menggunakan kalimat-kalimat semacam itu sampai Anda memiliki lebih banyak pengalaman dalam dunia menulis. 3 Putuskan apakah paragraf Anda sudah selesai. Begitu Anda selesai membaca ulang paragraf tersebut dan memperbaiki kesalahan tata bahasa maupun gaya penulisan, Anda harus membacanya sekali lagi untuk menentukan apakah paragraf itu sudah selesai. Cobalah untuk menilai paragraf tersebut secara objektif, kemudian putuskan apakah isinya sudah cukup mendukung dan mengembangkan kalimat topik, atau masih membutuhkan penambahan beberapa detail dan bukti lagi untuk menunjang klaim Anda.[3] Jika Anda merasa bahwa klaim utama kalimat topik sudah cukup didukung dan dikembangkan oleh isi paragraf, bisa jadi paragraf tersebut sudah tuntas. Namun, jika ada aspek penting dari topik yang belum dieksplorasi atau belum dijelaskan, atau jika isi paragraf kurang dari tiga kalimat, Anda mungkin perlu mengembangkannya sedikit lagi.[3] Di sisi lain, Anda bisa saja memutuskan bahwa paragraf Anda terlalu panjang dan mengandung unsur isi yang berlebihan atau yang tidak terlalu relevan. Jika demikian, Anda harus menyunting isi paragraf agar di dalamnya hanya terkandung informasi-informasi yang relevan. Jika Anda merasa bahwa semua isi paragraf penting untuk menjelaskan poin Anda, tetapi paragraf tersebut masih tetap terlalu panjang, sebaiknya Anda pertimbangkan untuk memecahnya menjadi beberapa paragraf pendek yang lebih spesifik. Iklan Suatu paragraf harus terdiri dari Kalimat topik Kalimat pendukung Kalimat penutup Saat Anda sedang membaca, perhatikan bagaimana pembagian paragraf dalam bacaan tersebut. Jika Anda belajar dari pengalaman tentang apa itu paragraf, Anda akan dapat membagi tulisan ke dalam bagian-bagian yang tepat dengan mengandalkan perasaan. Tak ada aturan baku mengenai panjang paragraf. Sebaliknya, pastikan adanya jeda-jeda yang mengalir alami. Setiap paragraf harus mengandung satu gagasan utama dan isi tulisan yang mendukungnya. Standar penulisan dalam bahasa Inggris mensyaratkan baris pertama paragraf menjorok ke dalam sebanyak 0,5 inci atau 1,25 cm. Kesalahan eja serta tata bahasa dapat mengurangi nilai suatu tulisan, bahkan yang terencana dengan baik sekalipun. Gunakan aplikasi pemeriksa ejaan, atau minta seseorang untuk membaca karya Anda, jika ada sesuatu yang membuat Anda ragu. Jika menulis percakapan, mulai paragraf baru setiap kali orang lain berbicara. Rahasianya terletak pada Kesatuan Miliki satu gagasan dan ekspresikan topiknya. Urutan Cara Anda menyusun kalimat membantu pembaca untuk dapat lebih mengerti. Koherensi Seberapa jauh tulisan Anda dapat dimengerti. Kalimat-kalimat dalam paragraf perlu dihubungkan satu sama lain. Keutuhan Semua kalimat yang digunakan dalam paragraf harus menyampaikan pesan seutuhnya. Sesuaikan tulisan Anda dengan tujuan yang ingin dicapai. Seperti halnya pemilihan pakaian yang sesuai dengan keadaan serta iklim yang berbeda, Anda sebaiknya juga menulis dengan gaya penulisan yang sesuai untuk tujuan Anda. Kalau Anda senang menulis, carilah pekerjaan menulis yang banyak tersebar di internet, supaya hobi Anda bisa sekaligus menghasilkan uang. Salah satu website yang merekrut penulis artikel adalah Kontenesia. Iklan Peringatan Jangan tunggu hingga menit-menit terakhir jika karya tulis Anda ini merupakan tugas sekolah. Sediakan cukup waktu untuk merencanakan dan menulis masing-masing paragraf. Sebagai hasilnya, tugas Anda akan memiliki kualitas yang jauh lebih baik. Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?

cara berlatih mengembangkan paragraf adalah